Saturday, November 23, 2013

PENILAIAN KELAS (BAB III TEKNIK PENILAIAN)



Beragam cara penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi  yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, yaitu tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. 

A.  Penilaian Unjuk Kerja 
1. Pengertian
Penilaian unjuk kerja  merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati  kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap  lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Penilaian  unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 
a. langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 
b.  Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 
c.   Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 
d.   Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. 
e.    Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati

2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
          Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk  menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya, perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. 
       Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek ( Check-list )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.   
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis jika digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.  Berikut contoh daftar cek.
Contoh  Check list
                                             Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris

            Nama peserta didik: ________                                                            Kelas: _____
No.
Aspek Yang Dinilai
Baik
Tidak baik
1.
Organization ( Introduction, body, conclusion)


2.
Content ( depth of knowledge, logic)


3.
Fluency


4.
Language :



pronunciation



grammar



vovabulary


5.
Performance ( eye contact, facial expression, gesture)


Skor yang diperoleh

Skor maksimum
7
               Keterangan
            Baik mendapat skor 1
            Tidak baik mendapat skor 0

b.  Skala Penilaian ( Rating Scale )
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Skala tersebut, misalnya, tidak  kompeten – agak kompeten – kompeten -  sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian. Berikut contoh skala penilaian.

Contoh  Rating Scale
                                     Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris

           Nama Siswa: ________                                                         Kelas: _____
No.
Aspek Yang Dinilai
Nilai


1
2
3
4
1.
Organization (Introduction, body, conclusion)




2.
Content (depth of knowledge, logic)




3.
Fluency




4.
Language :





pronunciation





grammar





vocabulary




5.
Performance (eye contact, facial expression,  gesture)




Skor yang diperoleh

Skor maksimum
28
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten

kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh skor  0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten
1.     Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga  sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

·  Sikap terhadap materi pelajaran. peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
·  Sikap terhadap guru/pengajar. peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
·  Sikap terhadap proses pembelajaran. peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.  Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 
·  Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah  lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau kimia. peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus  lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
·  Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.

2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik  dalam pembinaan.
Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

                    Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:



BUKU CATATAN HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK
( nama  sekolah )



                  Mata Pelajaran     : ___________________
                  Kelas                   : ___________________
                  Program               :  ___________________
                  Tahun Pelajaran   : ___________________
      Nama Guru           : ___________________




Jakarta, 2006




 
 






















                                         Contoh isi Buku Catatan Harian :

No.
Hari/ tanggal
Nama peserta didik
Kejadian


















Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap (untuk mata diklat adaptif).


Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek Kimia :


No.

Nama
Perilaku

Nilai

Keterangan
Bekerja sama
Berinisiatif
Penuh Perhatian
Bekerja sistematis
1.
Ruri






2.
Tono






3.
....







     Catatan:
a.    Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
    1 = sangat kurang
    2 = kurang
    3 = sedang
    4 = baik
    5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c.     Keterangan diisi dengan kriteria berikut
         Nilai 18-20 berarti amat baik
         Nilai 14-17 berarti baik
         Nilai 10-13 berarti sedang
         Nilai  6-9   berarti kurang
         Nilai 0-5 berarti sangat kurang


b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
 Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 
Selain itu untuk menentukan siswa SMK dinyatakan kompeten atau belum  kompeten, ada beberapa program keahlian yang mensyaratkan sikap melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor penentu.


Contoh Lembar Pengamatan
(Kelompok Mata Pelajaran: Agama, Kewarganegaraan, Estetika, Jasmani)
                                               
 Perilaku/sikap yang diamati:         ........................................

Nama peserta didik: ...            kelas...               semester...   
 

No
Deskripsi perilaku awal
Deskripsi perubahan
Capaian
Pertemuan ...Hari/Tgl...
ST
T
R
SR
1












2













Keterangan
a.  Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
      ST = perubahan sangat tinggi
      T   = perubahan tinggi
      R   = perubahan rendah
      SR = perubahan sangat rendah
b. Informasi tentang deskripsi perilaku diperoleh dari:
      1). pertanyaan langsung
      2). Laporan pribadi
      3). Buku Catatan Harian

C.  Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
2. Teknik Penilaian
  Ada dua bentuk soal  tes tertulis, yaitu:
a.     memilih jawaban,  yang  dibedakan menjadi:
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak
3) menjodohkan
4) sebab-akibat

b.     mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:  
1)       isian atau melengkapi 
2)       jawaban singkat atau pendek 
3)       soal uraian
     
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat,  menjodohkan dan sebab akibat  merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Namun kelemahannya, peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu, pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. 

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. 
a)       Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji; 
b)       materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada kurikulum. 
c)       konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. 
d)       bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
         Contoh Penilaian Tertulis

                                                Mata Pelajaran    : Geografi
                                                Kelas/Semester   : X/1

           Mensuplai jawaban (Bentuk Uraian)
                 1. Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang
                 2. ...
 Cara Penskoran:
Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban   yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian produk.
Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
·  Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam  mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
·  Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran/program keahlian, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.
·   Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru, du/di, penilai pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.

2. Teknik  Penilaian Proyek
Penilaian cara ini dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis, penyajian hasil/produk. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist), skala penilaian(rating scale), kesesuaian produk dengan spesifikasinya.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a)    penelitian sederhana  tentang air di rumah;
b)    Penelitian sederhana tentang  perkembangan harga sembako;

Contoh Penilaian Proyek

                                Mata Pelajaran    : Sejarah
                                Nama Proyek                       : Perkembangan Islam di Nusantara
                                Alokasi Waktu                      : Satu Semester
Nama Siswa : ______________________                                   Kelas : XI/1
No
Aspek *
Skor (1 – 5)**
1.
Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul

2.
Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan

3.
Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan


Total Skor

         *   Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah    
         ** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban
             yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

1.     Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.  Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:
·  Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
·  Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
·  Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya, memenuhi kriteria keindahan/presisi dsb.
2.     Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
·  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
·  Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.


Contoh Penilaian Produk

                                Mata Pelajaran    : Kerja Kayu
                                Nama Proyek                       : Membuat Kursi dari Kayu
                                Alokasi Waktu                      : 4 kali Pertemuan
Nama Siswa : ______________________                                   Kelas : XI/1
No
Aspek *
Skor (1 – 5)**
1.
Perencanaan:
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Membuat Gambar Kerja

2.
Pelaksanaan
a. Sikap Kerja
b. Penggunaan Alat
c. Pemakaian Bahan
d. Mengerjakan bahan
e. Perakitan Jadi Kursi
f. Finishing

3.
Laporan Proyek
a. Performans
b. Kesesuaian Ukuran


Total Skor

         *   Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah.
        **  Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban
             yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

1.     Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik  dan terus  melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan portofolio di sekolah, antara lain :
a.       Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri 
Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. 
b.       Saling percaya antara guru dan peserta didik 
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik, 
c.       Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan. 
d.       Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya. 
e.       Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri. 
f.         Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. 
g.       Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. 
h.       Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2.     Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu sebagai kumpulan bukti belajar dan hasil kerja peserta didik yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun orang lain, dan dapat dinilai dengan uang (mempunyai nilai jual bagi mata diklat produktif). Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b.       Jelaskan sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya. Untuk mata diklat produktif dapat berupa kertas kerja, laporan, produk kerja (baju, masakan, patung dan lain-lain), rekaman video dan bukti-bukti lainnya sesuai dengan proyek yang akan dilakukan.
c.        peserta didik diharuskan mengumpulkan dan memfile bukti-bukti tersebut dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
d.       Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e.       Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu.
f.         Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g.       Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h.       Bila perlu dalam menilai hasil karya siswa, jadwalkan untuk menyajikan hasil karya siswa tersebut dalam (pertunjukan, pameran dsb) dengan mengundang orang tua maupun masyarakat sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh  Penilaian Portofolio
                                Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
                                Alokasi Waktu                      : 1 Semester
Nama Siswa : _________________                                                              Kelas : X/1
No
Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar
Periode
Kriteria
Keterangan
Tata bahasa
Kosa kata
Kelengkapan gagasan
Sistematika
penulisan
1.
Menulis karangan deskriptif
30/7





10/8





dst.





2.
Membuat resensi buku
1/9





30/9





10/10





Dst.





     Catatan:
Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

1.     Pengertian
     Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
a.       Penilaian kompetensi kognitif di kelas,  misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
b.        Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
c.        Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik,  peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1)       dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2)       peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3)       dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
2.     Teknik Penilaian
     Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c)       Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e)       Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f)         Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian   terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Contoh Penilaian Diri
                                Mata Pelajaran    : Matematika
                                Aspek                                     : Kognitif
                                Alokasi Waktu                      : 1 Semester
Nama Siswa : _________________                                                              Kelas : X/1

No
S. Kompetensi / K. Dasar
Tanggapan
Keterangan
1
0
1.
Aljabar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar


1 = Paham
0 = Tidak Paham
2.
Dst




          Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
Untuk menjamin obyektivitas hasil penilaian, dilakukan proses verifikasi oleh pemeriksa (verifier) baik pemeriksa internal maupun eksternal.
a. Verifikasi internal

Verifikasi internal sebagai proses penjaminan mutu (Quality Assurance) dilakukan oleh unsur sekolah, bisa terdiri atas guru kejuruan, ketua program keahlian dan wakil kepala sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut:
*      Memahami tujuan pembelajaran/kriteria unjuk kerja yang harus dikuasai peserta didik;
*      Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru;
*      Memverifikasi hasil penilaian;
*      Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti fisik portfolio;
*      Menyusun umpan balik;
*      Mengkonfirmasikan hasil verifikasi penilaian kepada guru, dan
*      Mengajukan hasil verifikasi kepada external verifier.
b.         Verifikasi eksternal
Verifikasi eksternal sebagai proses pengendalian mutu (Quality Control) dilakukan oleh penilai (assessor) yang diakui lembaga sertifikasi profesi, DU/DI atau asosiasi profesi, dengan ketentuan sebagai berikut:
*      Memahami tujuan pembelajaran/kriteria kinerja yang harus dikuasai peserta didik;
*      Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru;
*      Memverifikasi hasil penilaian guru, dan
*      Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti belajar berupa portfolio.


0 comments:

LINKS FROM ME (2)

GESKRIPSI


BLOG INI DIBANGUN OLEH GURU YANG INGIN MEMPERCEPAT ALUR INFORMASI DALAM IMPLEMENTYASI KURIKULUM 2013 KARENA ITU MOHON DO'A RESTU DAN MOTIVASI
Powered by Blogger.