Beragam cara
penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar
peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil
belajar, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Penilaian
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian
kompetensi yang memuat satu ranah atau
lebih. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat ditentukan cara penilaian
yang sesuai, yaitu tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan
perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat
digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,
penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian
diri.
A. Penilaian Unjuk Kerja
1. Pengertian
Penilaian unjuk
kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktek di laboratorium, praktek
sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena
apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a. langkah-langkah kinerja yang diharapkan
dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
d. Upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e.
Kemampuan
yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk
kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan
tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya, perlu
dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi
dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara.
Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek ( Check-list )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan
daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan
demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis jika
digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Berikut contoh daftar cek.
Contoh Check list
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama peserta didik: ________ Kelas:
_____
No.
|
Aspek Yang Dinilai
|
Baik
|
Tidak baik
|
1.
|
Organization ( Introduction, body, conclusion)
|
|
|
2.
|
Content ( depth of knowledge, logic)
|
|
|
3.
|
Fluency
|
|
|
4.
|
Language :
|
|
|
|
pronunciation
|
|
|
|
grammar
|
|
|
|
vovabulary
|
|
|
5.
|
Performance ( eye contact, facial expression,
gesture)
|
|
|
Skor yang diperoleh
|
|
Skor maksimum
|
7
|
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
b. Skala Penilaian ( Rating Scale )
Penilaian
unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara
kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Skala tersebut, misalnya,
tidak kompeten – agak kompeten – kompeten - sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut
contoh skala penilaian. Berikut contoh skala penilaian.
Contoh
Rating Scale
Format
Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama Siswa: ________ Kelas:
_____
No.
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Organization (Introduction,
body, conclusion)
|
|
|
|
|
2.
|
Content (depth of knowledge, logic)
|
|
|
|
|
3.
|
Fluency
|
|
|
|
|
4.
|
Language :
|
|
|
|
|
|
pronunciation
|
|
|
|
|
|
grammar
|
|
|
|
|
|
vocabulary
|
|
|
|
|
5.
|
Performance (eye
contact, facial expression, gesture)
|
|
|
|
|
Skor yang diperoleh
|
|
Skor maksimum
|
28
|
Keterangan
penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
kriteria penilaian dapat dilakukan
sebagai berikut
1). Jika seorang siswa memperoleh skor
26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor
21-25 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor
16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh
skor 0-15 dapat ditetapkan tidak
kompeten
1. Pengertian
Sikap bermula dari
perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari
tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen
konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau
keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek
sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran
adalah sebagai berikut.
· Sikap
terhadap materi pelajaran. peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan
tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan
lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
· Sikap
terhadap guru/pengajar. peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan
cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik
yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
· Sikap
terhadap proses pembelajaran. peserta didik juga perlu memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
· Sikap
berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu
materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi
Biologi atau kimia. peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang
dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan
pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki
sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain,
peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan
ke luar negeri.
· Sikap
berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata
pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.
Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung,
dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang
pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya
orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang
kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta
didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan
peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:
|
|
BUKU CATATAN HARIAN TENTANG
PESERTA DIDIK
( nama sekolah )
Mata
Pelajaran : ___________________
Kelas
:
___________________
Program : ___________________
Tahun Pelajaran : ___________________
Nama Guru :
___________________
Jakarta,
2006
|
|
Contoh
isi Buku Catatan Harian :
No.
|
Hari/
tanggal
|
Nama
peserta didik
|
Kejadian
|
|
|
|
|
Catatan dalam
lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk
merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk
menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian
perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam
observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuat
perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada
umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap
(untuk mata diklat adaptif).
Contoh Format
Penilaian Sikap dalam praktek Kimia :
No.
|
Nama
|
Perilaku
|
Nilai
|
Keterangan
|
Bekerja sama
|
Berinisiatif
|
Penuh Perhatian
|
Bekerja sistematis
|
1.
|
Ruri
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Tono
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
....
|
|
|
|
|
|
|
Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang
sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan
jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
Nilai 18-20 berarti amat baik
Nilai 14-17 berarti baik
Nilai 10-13 berarti sedang
Nilai
6-9 berarti kurang
Nilai 0-5 berarti sangat kurang
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat
menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu
hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru
diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang
tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap
objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan
teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi
pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang
menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya
tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di
Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan
dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Selain itu untuk
menentukan siswa SMK dinyatakan kompeten atau belum kompeten, ada beberapa program keahlian yang
mensyaratkan sikap melakukan pekerjaan
sebagai salah satu faktor penentu.
Contoh Lembar Pengamatan
(Kelompok Mata Pelajaran:
Agama, Kewarganegaraan, Estetika, Jasmani)
Perilaku/sikap yang diamati:
........................................
Nama peserta didik: ... kelas... semester...
No
|
Deskripsi perilaku awal
|
Deskripsi perubahan
|
Capaian
|
Pertemuan ...Hari/Tgl...
|
ST
|
T
|
R
|
SR
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
a.
Kolom capaian diisi dengan tanda centang
sesuai perkembangan perilaku
ST =
perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = perubahan rendah
SR =
perubahan sangat rendah
b.
Informasi tentang deskripsi
perilaku diperoleh dari:
1).
pertanyaan langsung
2).
Laporan pribadi
3).
Buku Catatan Harian
C. Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan
dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal
peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan
lain sebagainya.
2. Teknik
Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis,
yaitu:
a. memilih
jawaban, yang dibedakan menjadi:
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak
3) menjodohkan
4) sebab-akibat
b. mensuplai
jawaban, dibedakan menjadi:
1)
isian atau
melengkapi
2)
jawaban singkat
atau pendek
3)
soal uraian
Dari berbagai alat
penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk
menilai kemampuan mengingat dan memahami. Namun kelemahannya, peserta didik
tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban
yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka
peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik
tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya.
Selain itu, pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk
dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, Alat
penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis
bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan.
Dalam menyusun
instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a)
Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan
diuji;
b)
materi, misalnya kesesuian soal dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada kurikulum.
c)
konstruksi,
misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
d)
bahasa,
misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda.
Contoh Penilaian Tertulis
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Mensuplai jawaban (Bentuk Uraian)
1. Jelaskan proses terjadinya
alam semesta menurut teori Big Bang
2. ...
Cara Penskoran:
Skor diberikan
kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat
jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
1. Pengertian
Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian produk.
Penilaian proyek
dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam
bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut
dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan
subyek tertentu secara jelas.
Dalam penilaian
proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
· Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta
didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan.
· Relevansi
Kesesuaian dengan
mata pelajaran/program keahlian, dalam hal ini mempertimbangkan tahap
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.
· Keaslian
Proyek yang
dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru, du/di, penilai pada proyek peserta didik, dalam hal ini
petunjuk atau dukungan.
2. Teknik
Penilaian Proyek
Penilaian cara ini
dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap
hasil akhir proyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,
kemudian menyiapkan laporan tertulis, penyajian hasil/produk. Laporan tugas
atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
(checklist), skala penilaian(rating scale), kesesuaian produk dengan
spesifikasinya.
Beberapa contoh
kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a) penelitian sederhana tentang air di rumah;
b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako;
Contoh
Penilaian Proyek
Mata
Pelajaran : Sejarah
Nama
Proyek :
Perkembangan Islam di Nusantara
Alokasi
Waktu : Satu Semester
Nama Siswa :
______________________ Kelas
: XI/1
No
|
Aspek *
|
Skor (1 – 5)**
|
1.
|
Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
|
|
2.
|
Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber
Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
|
|
3.
|
Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
|
|
|
Total Skor
|
|
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek
dan kondisi siswa/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik
tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban
yang diberikan. Semakin lengkap dan
tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
1. Pengertian
Penilaian produk
adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas
produk tersebut. Penilaian produk tidak
hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Penilaian produk
meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan
penilaian yaitu:
· Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan
peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
· Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai
kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
· Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai
kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya, memenuhi kriteria
keindahan/presisi dsb.
2. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk
biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
· Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan
keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
· Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek
produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan.
Contoh Penilaian
Produk
Mata Pelajaran : Kerja Kayu
Nama Proyek : Membuat Kursi dari Kayu
Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan
Nama Siswa :
______________________ Kelas
: XI/1
No
|
Aspek *
|
Skor (1 – 5)**
|
1.
|
Perencanaan:
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Membuat Gambar Kerja
|
|
2.
|
Pelaksanaan
a. Sikap Kerja
b. Penggunaan Alat
c. Pemakaian Bahan
d. Mengerjakan bahan
e. Perakitan Jadi Kursi
f. Finishing
|
|
3.
|
Laporan Proyek
a. Performans
b. Kesesuaian Ukuran
|
|
|
Total Skor
|
|
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek
dan kondisi siswa/sekolah.
**
Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan
kelengkapan jawaban
yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat
jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
1. Pengertian
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), atau bentuk
informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.
Penilaian
portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan
informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan
terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta
didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik,
gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca
buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan portofolio di sekolah,
antara lain :
a.
Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu
sendiri
Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang
dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya
yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
b.
Saling percaya
antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus
memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga
terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik,
c.
Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan
peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak
yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
d.
Milik bersama (joint
ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki
berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang
dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
e. Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
f.
Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar
yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya
peserta didik.
h. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik
penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Jelaskan kepada
peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu sebagai kumpulan bukti
belajar dan hasil kerja peserta didik yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun
orang lain, dan dapat dinilai dengan uang (mempunyai nilai jual bagi mata
diklat produktif). Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara
spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini
hasil penilaian mereka sendiri.
b.
Jelaskan sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan
karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik
mengumpulkan gambar-gambar buatannya. Untuk mata diklat produktif dapat berupa
kertas kerja, laporan, produk kerja (baju, masakan, patung dan lain-lain),
rekaman video dan bukti-bukti lainnya sesuai dengan proyek yang akan dilakukan.
c.
peserta didik diharuskan mengumpulkan
dan memfile bukti-bukti tersebut dalam satu map atau folder di rumah
masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
d.
Berilah tanggal pembuatan pada setiap
bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan
kualitas dari waktu ke waktu.
e.
Tentukan kriteria penilaian
sampel-sampel portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama para
peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya
mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya
misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan
sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan
disepakati bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut.
Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
mencapai harapan atau standar itu.
f.
Mintalah peserta
didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta
didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang
kelebihan atau kekurangan. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas
portofolio.
g.
Setelah suatu karya dinilai dan
ternyata nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberi kesempatan
untuk memperbaiki lagi. Namun, antara
peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka
waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
h.
Bila perlu dalam menilai hasil karya
siswa, jadwalkan untuk menyajikan hasil karya siswa tersebut dalam
(pertunjukan, pameran dsb) dengan mengundang orang tua maupun masyarakat sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi
anaknya.
Contoh
Penilaian Portofolio
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi
Waktu : 1 Semester
Nama Siswa :
_________________ Kelas
: X/1
No
|
Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar
|
Periode
|
Kriteria
|
Keterangan
|
Tata bahasa
|
Kosa kata
|
Kelengkapan gagasan
|
Sistematika
penulisan
|
1.
|
Menulis karangan deskriptif
|
30/7
|
|
|
|
|
|
10/8
|
|
|
|
|
|
dst.
|
|
|
|
|
|
2.
|
Membuat resensi buku
|
1/9
|
|
|
|
|
|
30/9
|
|
|
|
|
|
10/10
|
|
|
|
|
|
Dst.
|
|
|
|
|
|
Catatan:
Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi
Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat)
untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap
kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil
yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan.
Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan
tulisan yang dinilai.
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian
diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor.
a.
Penilaian kompetensi kognitif di kelas,
misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan
keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran
tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang
telah disiapkan.
b.
Penilaian kompetensi afektif,
misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan
perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta
untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
c.
Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat
memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan
penilaian diri di kelas antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa
percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai
dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus
melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong,
membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka
dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
2. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau
aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian
yang akan digunakan.
c)
Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk
melakukan penilaian diri.
e)
Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f)
Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil
secara acak.
Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek :
Kognitif
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa :
_________________ Kelas
: X/1
No
|
S. Kompetensi / K. Dasar
|
Tanggapan
|
Keterangan
|
1
|
0
|
1.
|
Aljabar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar
|
|
|
1 = Paham
0 = Tidak Paham
|
2.
|
Dst
|
|
|
|
Catatan:
Guru menyarankan
kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang
dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan
untuk perbaikan proses pembelajaran.
Perlu dicatat bahwa tidak ada
satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan
belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk
memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan
sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai
dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
Untuk menjamin obyektivitas hasil penilaian, dilakukan
proses verifikasi oleh pemeriksa (verifier) baik pemeriksa internal maupun
eksternal.
a. Verifikasi internal
Verifikasi
internal sebagai proses penjaminan mutu (Quality Assurance) dilakukan oleh
unsur sekolah, bisa terdiri atas guru kejuruan, ketua program keahlian dan
wakil kepala sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut:
Memahami tujuan pembelajaran/kriteria unjuk kerja yang
harus dikuasai peserta didik;
Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru;
Memverifikasi hasil penilaian;
Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti
fisik portfolio;
Menyusun umpan balik;
Mengkonfirmasikan hasil verifikasi penilaian kepada
guru, dan
Mengajukan hasil verifikasi kepada external
verifier.
b. Verifikasi eksternal
Verifikasi
eksternal sebagai proses pengendalian mutu (Quality
Control) dilakukan oleh penilai (assessor)
yang diakui lembaga sertifikasi profesi, DU/DI atau asosiasi profesi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Memahami tujuan pembelajaran/kriteria kinerja yang
harus dikuasai peserta didik;
Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru;
Memverifikasi hasil penilaian guru, dan
Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti
belajar berupa portfolio.
0 comments:
Post a Comment