Tingkatan
|
Subtingkatan
|
Kata-kata
kunci pertanyaan
|
Kognitifyang lebih
rendah
|
§ Pengetahuan (knowledge)
|
§
Apa...
§
Siapa...
§
Kapan...
§
Di mana...
§
Sebutkan...
§
Jodohkan
atau pasangkan...
§
Persamaan
kata...
§
Golongkan...
§
Berilah
nama...
§
Dll.
|
§ Pemahaman (comprehension)
|
§
Terangkahlah...
§
Bedakanlah...
§
Terjemahkanlah...
§
Simpulkan...
§
Bandingkan...
§
Ubahlah...
§
Berikanlah
interpretasi...
|
|
§
Penerapan (application
|
§ Gunakanlah...
§ Tunjukkanlah...
§ Buatlah...
§ Demonstrasikanlah...
§ Carilah hubungan...
§ Tulislah contoh...
§ Siapkanlah...
§ Klasifikasikanlah...
|
|
Kognitifyang lebih
tinggi
|
§ Analisis (analysis)
|
§ Analisislah...
§ Kemukakan bukti-bukti…
§ Mengapa…
§ Identifikasikan…
§ Tunjukkanlah sebabnya…
§ Berilah alasan-alasan…
|
§ Sintesis synthesis)
|
§ Ramalkanlah…
§ Bentuk…
§ Ciptakanlah…
§ Susunlah…
§
Rancanglah...
§
Tulislah…
§
Bagaimana
kita dapat memecahkan…
§
Apa yang
terjadi seaindainya…
§
Bagaimana
kita dapat memperbaiki…
§
Kembangkan…
|
|
§ Evaluasi (evaluation)
|
§ Berilah pendapat…
§
Alternatif
mana yang lebih baik…
§ Setujukah anda…
§ Kritiklah…
§ Berilah alasan…
§ Nilailah…
§ Bandingkan…
§ Bedakanlah…
|
Thursday, July 18, 2013
PENERAPAN PENDEKATAN ILMIAH DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Published :
9:13 AM
Author :
NURIL ANWAR
Mengamati
Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti
berikut ini.
• Menentukan objek apa yang akan diobservasi
• Membuat pedoman observasi sesuai dengan
lingkup objek yang akan diobservasi
• Menentukan
secara jelas data-data apa yang
perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
• Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
• Menentukan secara jelas bagaimana observasi
akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
• Menentukan cara dan melakukan pencatatan
atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder,
video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Menanya
Bobot pertanyaan yang
menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi
disajikan berikut ini.
3.
Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses
pembelajaran dengan endekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah
tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating.
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran pembelajaran akan berhasil
secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta
didik. Pola ineraksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil
eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi.
Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah
asosiasi, yang juga dikenal dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut
Thorndike, proses pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik
terjadi secara perlahan atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba.
Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses pembelajaran.
Bagaimana
aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas
pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan
dengan cara berikut ini.
·
Guru menyusun
bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
·
Guru tidak
banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan
sendiri maupun dengan cara simulasi.
·
Bahan
pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
·
Kegiatan
pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
·
Seriap kesalahan
harus segera dikoreksi atau diperbaiki
·
Perlu dilakukan
pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman.
·
Evaluasi atau
penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
·
Guru mencatat
semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran
perbaikan.
Mencoba
Aplikasi metode
eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran
yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan
kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3)mempelajari dasar
teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan
mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7)membuat
laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid (2) Guru
bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil
kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Persiapan
·
Menentapkan tujuan eksperimen
·
Mempersiapkan alat atau bahan
·
Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu
menimbang apakah peserta didik akan melaksanakan
eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok
secara paralel atau bergiliran
·
Memertimbangkanmasalah keamanan dan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul
·
Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus
diperhatikan dan tahapa-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan.
b. Pelaksanaan
·
Selama proses
eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan
mengamati proses
percobaan. Di sini guru
harus memberikan
dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu
berhasil dengan baik.
·
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan situasi
secara keseluruhan, termasuk
membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan
pembelajaran.
c. Tindak lanjut
1)
Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru
2)
Guru memeriksa
hasil eksperimen peserta didik
3)
Guru memberikan
umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen.
4)
Guru dan peserta
didik mendiskusikan
masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen.
5)
Guru dan peserta
didik memeriksa dan
menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran
kolaboratif?
Pembelajaran kolaboratif merupakan
suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di
kelas-kelas sekolah.
Kolaborasi esensinya merupakan
filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai
kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja
rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar,
sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika
pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru.
Dalam situasi kolaboratif itu,
peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima
kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh
rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan
tntutan belajar secara bersama-sama.
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam
pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut
ini.
· JP = Jigsaw Proscedure
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta
didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai
suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh.
Penilaian didasari pada rata-rata skor
tes kelompok.
· STAD = Student Team Achievement
Divisions
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok
bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan
kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya.
Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok
peserta didik.
· CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu
pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua
peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini
umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual
(menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat
heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
· TAI = Team Accelerated Instruction
Metodeini merupakan kombinasi antara
pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang
harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian
bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan
benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika
seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan
benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan
soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil
belajar individual maupun kelompok.
· CLS = Cooperative Learning
Stuctures
Pada penerapan metode pembelajaran ini
setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).
Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee.
Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila
jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua
peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.
· LT = Learning Together
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas
beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok
hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada
hasil kerja kelompok.
· TGT = Teams-Games-Tournament
Pada metode ini, setelah belajar bersama
kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota
kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
· GI = Group Investigation
Pada metode ini semua anggota kelompok
dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan
siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya
di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
· AC = Academic-Constructive Controversy
Pada metode ini setiap anggota kelompok
dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang
dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini
mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran
kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan.
Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan
posisi yang dipilihnya.
· CIRC =
Cooperative Integrated Reading and Composition
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan
TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata
bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya.
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Karena memang, internet
merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan
informasi yang luas dan mudah. Saat ini
internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi
peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan
internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan
terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang
memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu
memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
LNKS FROM ME
LINKS FROM ME (2)
GESKRIPSI
Powered by Blogger.
LOKAL TIME
Labels
Labels
- BAHAN AJAR (25)
- DOKUMEN KURIKULUM 2013 (9)
- INSTRUMEN PENILAIAN (34)
- K 2013 UPDATE 2016 (3)
- KURIKULU2013 (46)
- MEDIA (6)
- PEDAGOGI (2)
- PERANGKAT PEMBELAJARAN (3)
- permendikbud2013 (2)
- POETRY READING (1)
- REFERENCE (20)
- STANDAR PENILAIAN (5)
Archive
Popular Posts
- TEKS I(Kegiatan 1 Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi)
- CONTOH RPP KELAS X BAHASA INDONESIA YANG BERBASIS TEKS
- PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
- TEKS III (Kegiatan 2 Kerja Sama Membangun Teks Eksposisi)
- Gemar Meneroka Alam Semesta
- TEKS II(Kegiatan 1 Pemodelan Teks Prosedur Kompleks)
- TEKS I (Kegiatan 2 Kerja Sama Membangun Teks Laporan Hasil Observasi )
- TEKS II (Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun Teks Prosedur Kompleks)
- TEKS VI (Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun Berbagai Jenis Teks Dalam Satu Tema)
0 comments:
Post a Comment